Esposin, SOLO-Pemerintah terus mendorong elektrifikasi kendaraan dalam menempuh perjalanan panjang menuju net zero emission maksimal pada 2060.
Elektrifikasi atau pengalihan penggunaan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik ini dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya mempercepat terbentuknya ekosistem kendaraan listrik itu sendiri, tidak hanya kendaraan roda empat (mobil) tetapi juga roda dua (motor).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Untuk menarik minat masyarakat menggunakan motor listrik, pemerintah menawarkan subsidi pembelian senilai Rp7 juta sejak Maret 2023.
Sayangnya, penawaran ini masih minim peminat karena mungkin persyaratannya yang terbilang ribet dan ketat. Sehingga saat ini pemerintah tengah membahas kembali persyaratan untuk mendapatkan subsidi pembelian motor hemat energi tersebut.
Sementara itu, sebagian masyarakat sudah beralih ke motor listrik jauh sebelum adanya penawaran subsidi dari pemerintah. Bahkan ada yang sudah lebih dari enam bulan memiliki, atau bahkan bertahun-tahun. Artinya, saat itu mereka ingin membeli motor listrik bukan karena ada tawaran subsidi, melainkan karena alasan lain, misalnya teknologinya atau manfaatnya.
Terlepas dari masalah subsidi, apakah motor listrik yang sudah mereka miliki sejak lama tersebut ada kendala? Berikut pengakuan beberapa pemilik motor listrik di wilayah Solo, Jawa Tengah yang sudah menggunakan motor listrik lebih dari setengah tahun.
Tri Haryanto, warga Solo, menceritakan ia memiliki satu unit motor listrik Alva One. Motor model skuter ini ia beli secara online dari jakarta via website resmi Alva senilai Rp37 juta. “Saya order sekitar November atau Desember 2022, lalu motornya sampai di Solo Januari 2023. Dulu tidak ada subsidi, harganya total Rp37 juta sudah termasuk pengiriman,” ujarnya saat ditemui Esposin, beberapa waktu lalu di kawasan Pasar Triwindu Solo.
Ia menuturkan bahwa niatnya membeli motor listrik karena senang dengan teknologinya. Selain itu, penggunaan motor listrik ia harapkan bisa menghemat pengeluaran karena tak perlu beli BBM, cukup menggunakan sumber listrik rumahan untuk isi daya motor. “Senang saja sih dengan (sama teknolognya), biar irit juga,” imbuh warga Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo ini.
Motor tersebut kemudian ia gunakan sehari-hari untuk berbagai keperluan seperti mengantar anak-anaknya ke sekolah maupun kerja. Rute yang ia tempuh pun umumnya seputaran Kota Solo. Kondisi jalan yang dilewati ada yang datar dan ada yang menanjak seperti di beberapa jalur di Mojosongo. Menurut Tri, dengan pemakaian tersebut selama ini motor listriknya tetap prima. “Alhamdulilah selama ini tidak ada kendala apa-apa. Baterai bagus, performa juga tetap bagus meskipun sudah lewat mana-mana. Mojosongo juga (sudah dilewati), tidak ada masalah,” imbuhnya.
Sementara itu, dengan menggunakan motor listrik tersebut ia juga mendpat manfaat, yakni dapat berhemat biaya pembelian BBM. “Saya masih punya motor biasa (BBM) yang saya pakai untuk pergi ke luar kota yang jaraknya jauh. Jadi masih ada biaya beli bensin, tapi untuk yang motor listrik ini kan sudah tidak beli BBM lagi. Hemat lah,” imbuhnya.
Ia memperkirakan, nilai biaya pengisian daya untuk motor listrik hanya Rp4.000-Rp5.000 untuk sekali pengisian ulang daya di rumah. Dan daya penuh motor listrik miliknya bisa menempuh jarak hingga 70 kilometer. “Sekali isi daya penuh baterai di rumah pakai colokan listrik PLN, kalau dihitung-hitung paling Rp4.000-Rp5.000 dan bisa buat menempuh 70 km. Sedangkan bensin (untuk kendaraan BBM) itu harganya Rp10.000 per liter dan maksimal jarak tempuhnya paling 40 km,” ujarnya.
Sementara itu, pengguna motor listrik lainnya asal Solo, Arif mengatakan hal senada dengan Tri Haryanto perihal motor listrik. Pemilik motor listrik United T1800 tersebut mengatakan selama ini tidak ada kendala teknis pada motor listriknya.
Ia menceritakan bahwa motor listrik itu ia beli September 2022 senilai Rp28,5 juta. Kendaraan tersebut ia gunakan sebagai alat transportasi harian menuju kantornya yang berjarak sekitar 8 km dari rumahnya.
Ia juga pernah mencoba performa kendaraan ke wilayah yang banyak tanjakannya, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dan semuanya baik tidak ada masalah.
“Motor ini saya pakai harian dari rumah ke kantor sekitar 8 km atau PP 16 km. Selama ini tidak ada masalah apa-apa, baik bodi, mesin, maupun baterainya. Beberapa waktu lalu malah saya coba bawa ke Tawangmangu, kuat-kuat saja,” ujarnya.
Meski demikian, ia menginginkan daya atau sumber tenaga motor listriknya itu bisa tahan lebih lama. Sehingga ia menambahkan satu lagi baterai.
“Dulu sekali isi daya penuh bisa dipakai untuk 3 hari-4 hari full. Sekarang sudah saya tambahi satu lagi baterai, sehingga satu kali isi daya penuh bisa bertahan sekitar sepekan,” imbuhnya.
Penjualan Motor Listrik
Sementara itu, penjualan motor listrik nasional menunjukkan angka yang signifikan. Dikutip dari Indonesia.go.id, data Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) menunjukkan sejak 2019 penjualan motor listrik sudah mencapai 48.000 unit.Memang belum semasif penjualan motor konvensional atau BBM, tapi adanya insentif dan infrastruktur pendukungnya diharapkan mampu membuat pertumbuhannya ke depan semakin moncer.
Pertumbuhan penjualan sepeda motor listrik di Indonesia tak lepas dari implementasi Peraturan Presiden (Perpres) nomor 55 tahun 2019 tentang Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
Menurut Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi, sejak aturan tersebut dijalankan, permintaan motor listrik terus meningkat. Selain penjualan, jumlah agen pemegang merek atau APM juga makin bertambah banyak.
Awalnya, APM motor listrik yang beroperasi di Indonesia hanya berjumlah sembilan. Namun, sampai saat ini, jumlahnya meningkat drastis menjadi 52 APM. Bukan hanya menjual, mereka juga turut memproduksi motor listrik.
Tips Merawat Baterai Motor Listrik
Chief Marketing Officer Alva Putu Yudha, seperti dikutip dari Antara, berbagi tips merawat baterai motor listrik.Ia mengatakan bahwa Alva Cervo hadir dengan menggunakan baterai tipe Lithium NCM yang memiliki berat 12,3 kilogram dan kapasitas 73,8 V 24 Ah (1,8 kWh) dengan durasi pengisian daya yang sudah didukung oleh fitur fast charging, memungkinkan pengguna untuk mengisi daya kedua baterai hanya dalam waktu empat jam.
Para pengguna motor listrik juga perlu mengetahui cara merawat baterai agar komponen utama dari motor listrik tersebut dapa lebih tahan lama digunakan.
Menurut Putu Yudha, para pengguna kendaraan listrik harus segera mengisi baterai ketika kapasitas baterai kendaraan sudah mencapai level 20 persen. Selain itu, apabila motor tidak dipakai dalam waktu yang lama, putuskan aliran listrik dengan cara menyimpan ALVA Cervo di tempat yang aman lalu buka penutup baterai atau keluarkan baterai dari dock-nya.
Pastikan baterai terhindar dari paparan air dan debu saat penutup dibuka atau saat baterai dikeluarkan dari tempatnya. Saat disimpan, dia juga mengimbau kapasitas baterai pada kisaran 40 persen sampai 60 persen (tidak di bawah 40 persen).
Suhu tempat penyimpanan baterai juga harus diperhatikan. Suhu yang baik untuk menyimpan baterai adalah di angka -20 derajat Celcius sampai dengan 25 derajat Celcius, dengan kelembaban 60 persen RH.