by Akhmad Ludiyanto - Espos.id Otomotif - Selasa, 5 Desember 2023 - 02:00 WIB
Esposin, SOLO – Belakangan ini hujan sudah makin intensif turun di wilayah Soloraya. Pengemudi kendaraan pun harus berhati-hati karena bakal banyak menghadapi genangan air. Jangan sampai menerjang genangan
Di dunia otomotif, ada istilah aquaplaning. Dalam bahasa umum, istilah ini disebut juga dengan blong atau kehilangan kendali yang dialami oleh kendaraan. Kehilangan kendali yang dimaksud umumnya terjadi saat sedang kondisi hujan.
Jika pengemudi tidak menyiasati blong atau aquaplaning ini akibatnya bisa fatal.
Genangan air yang terlalu besar akan membuat mobil kesulitan dalam melaju atau bahkan tergelincir. Tidak hanya genangan air, aquaplaning juga bisa terjadi karena keadaan kendaraan yang tidak baik serta bobot kendaraan.
Ban mobil akan sulit dikendalikan sehingga daya cengkramnya menurun. Apalagi jika ban mobil tersebut sudah tipis. Risiko mengalami hydroplaning saat kondisi hujan akan lebih besar. Ban yang tipis tidak bisa lagi memecah genangan air.
Faktor penyebab lainnya adalah bobot mobil. Jika bobotnya semakin ringan, maka mobil akan mudah terangkat jika melewati genangan air. Hal ini tentu akan membahayakan karena mobil tidak bisa mengendalikan diri.
Belum lagi jika mobil melaju dengan kecepatan tinggi di jalan berair, maka akan mudah melayang atau mengambang. Jika tidak sigap mengendarai mobil, maka akan terjungkal dan terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati jika mengalami kondisi ini saat berkendara.
Ciri pertama yang bisa dirasakan adalah suara mesin mendadak terdengar lebih keras dari biasanya. Hal ini karena mesin yang terkena genangan terlalu deras akan menjadi panas hingga menimbulkan suara.
Kemudian, seakan-akan Anda akan seperti mengubah kopling pada persneling. Padahal, Anda tidak melakukannya.
Kondisi ini akan membuat laju kendaraan menjadi lebih cepat sehingga tidak terkendali. Ciri berikutnya adalah, mobil terasa lebih ringan. Hal ini disebabkan oleh tekanan air yang lebih besar yang sanggup mengangkat dan mengambangkan mobil.
Selain itu, bagian belakang mobil pada sisi-sisinya akan terasa melayang. Kondisi ini disebut fishtailing.
Jika mengalami beberapa ciri di atas, sebaiknya jangan teruskan berkendara. Tunggu hingga kondisi jalanan surut atau Anda bisa mengendarainya dengan pelan dan hati-hati.
Pengereman tersebut bertujuan untuk membantu mobil melaju dengan stabil di jalanan basah. Fungsinya yaitu mengurangi dan mengontrol kecepatan kendaraan. Dengan begitu, mobil akan mampu dikendalikan dengan baik.
Batasi kecepatan atau laju mobil. Apalagi jika bobot mobil Anda tergolong ringan. Mempercepat laju kendaraan akan menambah resiko berkendara. Hal ini dikarenakan tekanan air yang cukup besar akan lebih mudah mengangkat mobil.
Jika kebetulan mobil Anda memiliki fitur canggih ini, sebaiknya segera matikan fiturnya saat melewati kondisi jalan yang tidak aman. Pengaktifan mode cruise control akan membahayakan karena Anda tidak mengendalikan kendaraan sendiri. Hal ini jauh lebih beresiko jika terjadi aquaplaning.
Setelah mematikan fitur tersebut, kendalikan mobil Anda dengan baik dan hati-hati. Lihat kondisi di sekitar jalan tersebut. Selain itu, kurangi kecepatan mobil agar posisi mobil mampu stabil saat berada di jalanan dengan genangan air.
Hujan yang deras akan membuat kaca mobil tertutupi oleh tetesan air hujan. Oleh karena itu, gunakan wiper mobil dan sebaiknya gunakan gigi rendah saja saat melaju. Hal ini demi mencegah kehilangan kendali serta memberi keamanan saat mobil melewati turunan atau jalan berbelok.
Ban mobil sebagai komponen yang melajukan kendaraan sangat perlu dicek rutin. Jika permukaannya sudah tipis atau mengalami retak, sebaiknya ganti dengan yang baru. Ban dalam kondisi baik akan mampu memberikan performa mobil yang juga baik dalam kondisi apapun.