by Brand Content - Espos.id Otomotif - Minggu, 31 Maret 2024 - 12:13 WIB
Esposin, SEMARANG - Awal musim kemarau 2024 di Pulau Jawa diprediksi terjadi mulai dari bulan April 2024 hingga Juli 2024. Sedangkan puncak musim kemarau 2024 di Pulau Jawa diprediksi terjadi mulai dari Juli 2024 hingga September 2024.
Puncak musim kemarau 2024 di sebagian besar Pulau Jawa diprediksi maju (lebih cepat) dari normalnya. Kondisi itu disebutkan di Buku Prediksi Musim Kemarau 2024 di Indonesia (PMK2024) yang diterbitkan pada bulan Maret 2024.
Buat pemotor bikers yang mobilitasnya tinggi tentunya memiliki tantangan menghadapi terik sinar matahari dan suhu panas yang bakal terjadi. Tubuh akan mengeluarkan cairan berupa keringat berfungsi untuk mendinginkan suhu tubuh, sebaliknya tubuh akan kehilangan cairan.
Dampak kehilangan cairan ini bagi tubuh akan dirasakan bertingkat, diawali dengan dehidrasi ringan termasuk rasa haus yang berlebihan, mulut kering, pusing, dan kelelahan hingga dehidrasi yang lebih parah dapat menyebabkan kram otot, kebingungan, dan bahkan pingsan.
Beberapa catatan medis menyebutkan bahwa kehilangan elektrolit yang berlebihan dapat mengganggu fungsi saraf dan otot. Elektrolit adalah mineral yang terdapat dalam darah, urine, dan cairan tubuh lainnya termasuk keringat dan memainkan peran penting dalam banyak fungsi tubuh.
Bahkan jika tubuh berada dalam suhu 40 derajat Celcius akan mengalami kulit kering dan panas, kebingungan, dan kehilangan kesadaran. Hal ini berpotensi terjadi di mana suhu udara di beberapa kota di wilayah Jawa Tengah yang pernah terjadi tercatat pada September 2023, suhu terpanas di Semarang mencapai 38 derajat Celcius, suhu terpanas di Tegal mencapai 34 derajat Celcius.
Saat bikers berkendara tentunya sangat membutuhkan fokus dan kesadaran, berikut adalah beberapa tips memilih jaket agar mencegah suhu tubuh di dalam jaket tidak memanas:
Protektor di bagian siku, bahu, dan punggung untuk melindungi tubuh kamu dari benturan saat terjadi kecelakaan atau terjatuh. Hindari menggunakan jaket terbuka saat berkendara karena gesekan angin panas di kulit yang terpapar dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, dan rasa perih.
Angin kencang berpotensi mengiritasi saluran pernapasan dan memperparah kondisi seperti asma dan bronkitis serta tidak aman tentunya. “Hindari pakaian berlapis, gunakan kaos berbahan tipis yang menyerap keringat sebelum mengenakan jaket, minumlah air putih yang banyak untuk rehidrasi dan menurunkan suhu tubuh. Minuman bersoda atau berkafein justru memperparah dehidrasi, konsumsi makanan ringan yang mengandung elektrolit”, saran Oke Desiyanto Senior Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa Tengah.